Sebelum Meninggal dia mengatakan”aku mencium bau surga”

Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ada tujug golongan orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tiada naungan seleain dari naunganNya… di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.”

Dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhir ra, ketika perang Uhud ia berkata, “Wah… angin Surga, sungguh aku mencium bau Surga yang berasal dari balik gunung Uhud.”

Seorang Dokter bercerita kepadaku, Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?

Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit atau mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah marah dan jengkel? Atau apa?

Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka. “Jangan khawatir! Saya akan meninggal… tenanglah… sesungguhnya aku mencium bau Surga!” Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat trsebut di hadapan para dokter yang sedang merawatnya, ia berkata kepada mereka, “Wahai saudara-saudara, aku akan mati, janganlah kalian menyusahkan diri sendiri… karena sekarang aku mencium bau Surga.”

Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, “Asyhadu alla ilaha illAllah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”. Ruhnya melyang kepada Sang Pencipta.

Allohu Akbar… Apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari… semua kalimat tidak mampu terucap… dan pena telah kering di tangan… aku tidak kuasa apa-apa kecuali hanya mengulang-ulang firman Allah.

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim [14] : 27)

Tidak ada yang perlu dikomentari lagi. Ia melanjutkan kisahnya. Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudaranya Dhiya’ di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terkahir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesuah shalat Magrib pada hari yang sama.

1. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat.” Ini merupakan tanda-tanda khusnul khatimah.

2. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga para persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh rang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.

3. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.

Subhanalloh…sungguh indah kematian seperti ini. Kita mohon semoga Alloh menganugerahkan kita husnul khatimah.

Saudara-saudaraku tercinta… kisah belum selesai… saudara Dhiya’ bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang biasa ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?

Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang terlarang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia mendapatkan husnul khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkan; meninggal dengan mencium bau Surga.

Ayahnya berkata, “Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapar melaksakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur’an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU.”

Aku katakan, “Maha benar Alloh yang berfirman, ‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami ialah Alloh” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan kepadamu” Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (QS. Fushshilat [41] : 30-32)

(Serial Kisah Teladan; Muhammad bin Shalih Al-Qahthani)

Masih sukakah Maksiat?

Betapa banyaknya diantara manusia yang menghiasi hidupnya dengan maksiat. Tidak ada rasa takut, saat dimana kematian datangnya, dan dalam keadaan berlumuran dengan perbuatan maksiat. Betapa nasibnya kelak di akhirat, jika hidupnya selalu dihiasi dengan perbuatan maksiat.

Tetapi, sesungguhnya Allah Rabbul Alamin memerintahkan Nabi-Nya memohonkan ampunan bagi Mukmin. Allah berfirman:

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ ﴿٧﴾ رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدتَّهُم وَمَن صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٨﴾ وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَن تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿٩﴾

“(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar’.” (QS. Al-Mukmin [40] : 7-9)

Itulah sebentuk do’a Malaikat bagi orang Mukmin yang bertaubat dan mengikuti ajaran al-Qur’an serta sunnah Rasul-Nya yang merupakan dua jalan keselamatan bagi mereka.

Sementara itu, ada orang-orang yang mempunyai ‘hobi’ melakukan maksiat, tanpa tahu memahami akibatnya yang timbul dari hobinya itu. Maksiat telah menimbulkan bahaya yang besar bagi para pelakunya. Di antaranya:

Pertama, maksiat telah menimbulkan kerusakan bermacam-macam di muka bumi.

Pengaruh perbuatan maksiat dapat menimbulkan kerusakan di lautan, di udara, di ladang, tempat-tempat tinggal. Allah berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum [31] : 41)

Mujahid berkata, “Apabila orang yang zalim berkuasa, ia akan bertindak zalim dan membikin kerusakan. Sehingga Allah manahan turunnya hujan yang menyebabkan rusaknya tanam-tanaman dan keturunan. Allah tidak menyukai kerusakan.

Kedua, maksiat terjadinya gempa.

Di antara pengaruh maksiat terhadap bumi ialah, terjadinya gempa atau goncangan dan hilangya berkah. Rasulullah shallahu alaihi wassalam, pernah melewati reruntuhan perkampungan kaum Tsamud. Beliau melarang para sahabat memasuki reruntuhan perkampungan itu, kecuali dengan menangis. Beliau juga melarang meminum air mereka, dan memberi minum binatang-binatang dari sumur-sumur mereka.

Ketiga, maksiat menimbulkan pengaruh kesialan.

Imam Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad menuturkan kutipan sebuah hadist, “Aku mendapatkan dalam tempat penyimpanan salah satu Dinasti Bani Umayyah, sebiji gandum sebesar butir korma. Ia berada di dalam sebuah kantong yang bertuliskan: “Ini akan tumbuh pada zaman keadilan”. Banyak bencana yang diturunkan oleh Allah Ta’ala akibat dari perbuatan dosa yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya.

Keempat, maksiat berpengaruh terhadap rupa dan bentuk.

Imam Tirmidzi dalam kitabnya al-Jami’ meriwayatkan sebuah hadist dari Rasulullah shallahu alaih wassalam, yang menyatkan sesunguhnya beliau bersabda,“Allah menciptakan Adam yang tingginya di langit mencapai enam puluh hasta. Lalu berangsur-angsur menyusut hingga seperti sekarang”.

Apabila Allah ingin membersihkan bumi dari tindak kezaliman, kejahatan, dan pengkhianatan, Dia akan mengeluarkan seorang hamba-Nya dari kalangan keluarga Nabi-Nya Muhammad shallahu alaihi wassalam, lalu Dia memenuhi bumi dengan keadilan tidak seperti sebelumnya yang penuh kejahatan.

Kelima, maksiat dapat memadamkan api ghirah.

Sesungguhnya ghirah atau cemburu adalah lambang kehidupan hati dan sumber kemaslahatannya. Membaranya api ghirah itu, seperti panasnya insting bagi kehidupan seluruh raga. Jika seorang merasa antipati terhadap dosa, dari hatinya akan keluar ghirah yang kuat terhadap dirinya sendiri, terhadap keluarganya dan terhadap orang lain. Tetapi, kalau ghirah di hati lemah, ia tidak mau menganggap buruk sesuatu yang jelas-jelas buruk.

Jika sudah pada tingkatan seperti itu, maka ini adalah pertanda kehancuran. Banyak orang yang tidak mau menganggap kezaliman dan kejahatan sebagai sesuatu yang buruk. Bahkan sebaliknya menganggap sesuatu yang baik. Semua karena maksiat.

Keenam, maksiat menghilangkan rasa malu di hati.

Rasa malu adalah pangkal seluruh kebajikan. Jika rasa malu hilang, maka hilang pula seluruh kebajikan. Rasulullah shallahu alaihi wassalam, “Rasa malu seluruhnya adalah kebajikan”.

Sesungguhnya dosa dapat memperlemah rasa malu seseorang, bahkan terkadang bisa melenyapkannya secara total. Sehingga ia sudah tidak mau peduli dan terpengaruh terhadap keadaan dirinya yang dilihat serta diketahui banyak orang. Sekalipun sudah banyak orang yang menegurnya.

Ketujuh, maksiat melemahkan semangat hati seseorang untuk mengagungkan Allah.

Sesungguhnya perbuatan maksiat itu dapat melemahkan penghormatan seseorang kepada Tuhannya, dan hal ini sudah pasti terjadi. Mau tida mau. Sepanjang seseorang masih mau menghormati dan mengagungkan Allah, ia tidak akan berani berbuat maksiat kepadanya.

Kedelapan, maksiat menghilangkan rasa takut kepada Allah dalam hati.

Akibat perbuatan maksiat, Allah akan mencabut rasa takut kepada-Nyadari hati seseorang. Karena ia sudah berani mengabaikan perbuatan maksiat, maka Allahpun membalas dengan mengabaikannya. Sepanjang seorang hamba mau mencintai Allah, ia akan tetap dicintai oleh manusia. Sepanjang ia segan kepada Allah, ia pun akan disegani oleh mereka.

…وَمَن يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن مُّكْرِمٍ…

“Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak ada seorang pun yang memuliakannya”. (QS. Al-Hajj [22] : 18)

Kesembilan, maksiat mengeluarkan seorang hamba dari wilayah ihsan dan terhalang untuk memperoleh pahala orang-orang yang berbuat baik.

Sesungguhnya apabila kebaikan bersemayam di dalam hati seseorang, ia akan mencegahnya dari berbuat maksiat. Sehingga, kalau sedang menyembah Allah, ia seakan-akan melihat-Nya. Hal itu terjadi karena hatinya selalu mengingat, mencintai, dan berharap-harap cemas kepada Allah, sehingga seolah-olah ia dapat menyaksikan-Nya.

“Sesungguhnya permohonan ampunan para Malaikat pemikul Arasy”. (QS. Al-Mukminun [40] : 7)

Kesepuluh, maksiat melemahkan perjalanan hati kepada Allah dan negeri akhirat.

Perbuatan maksiat itu dapat menghambat, atau bahkan menghentikan, atau membatalkan perjalanan ke arah tujuan yang mulia. Sehingga, tidak akan ada langkah barang setapak pun ke sana. Malah celakanya bisa mengundurkan langkah ke belakang.

Dosa itu bisa mematikan hati, atau bisa membuatnya menderita suatu penyakit yang sangat mengerikan, atau yang pasti ia akan melemahkan kekuatannya sehingga, dapat menimbulkan delapan hal negatif, yang Nabi shallahu alaihi wassalam, selalu memohon perlindungan daripadanya, yakni bingung, sedih, lemah, malas, pengecut, kikir, rongrongan hutang, dan pemaksaan orang kuat.

Dosa adalah faktor utama yang seseorang mengalami ke delapan hal tesebut, disamping dapat mendatangkan situasi yang genting.

Kesebelas, maksiat dapat menghilangkan kenikmatan dan mengundang siksa.

Dosa faktor utama yang paling potensial menghilangkan nikmat dari seseorang dan mengundang murka atau siksaan Allah. Firman Allah:

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ ﴿٣٠﴾

“Dan apa saja musibah yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian)”. (QS. Asy-Syura [42] : 30)

Meskipun, demikian masih banyak manusia yang tidak mau meninggalkan dosa dan maksiat, yang akhirnya menimbulkan penyesalan di hari akhirat.

Jangan Sia-siakan Usiamu

Tiap-tiap sesuatu dapat dicari penggantinya,kecuali usia. Dan, tiap-tiap sesuatu bila telah lenyap, adakalanya dapat dikembalikan melalui suatu jalan atau lainnya, kecuali usia. Karena apa yang telah berlalu dari usia tidak dapat dikembalikan dan ia pergi untuk selamanya.

Apa yang sudah berlalu dari usia, berarti lenyap yang diharapkan masih belum pasti, dan bagimu hanyalah saat sekarang yang sedang dijalani.

Allah Ta’ala berfirman :

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ

“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?” (QS. Fathir [35] : 37)

Huruf ma disebutkan dalam penggunaannyadakalanya sebagai huruf maushul yang berarti: “Dalam yang cukup untuk berpikir” atau sebagai huruf mashdar yang berarti: “Untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir” dalam kehidupan ini.

Allah Ta’ala berfirman :

قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَقَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ

“Allah bertanya: ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggi di bumi?’ Mereka menjawab: ‘Kami tinggal di (dibumi) sehari atau setengah hari’.” (QS. Al-Mu’muninun [23] : 112-113)

Allah Ta’ala berfirman :

قَالَ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَّوْ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَأَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَفَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

“Kamu tidak tinggal (di bumi), melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada tuhan(yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) Arsy yang mulia.” (QS. Al-Mu’muninun [23] : 114-116)

Ibnu Abbas ra telah menceritakan bahwa Rasulullah shallahu alaihi was sallam pernah bersabda: “Ada dua nikmat yang keduanya memperdaya kebanyakan manusia,yaitu sehat dan waktu luang.” (HR. Muslim)

Hal yang paling menyia-nyiakan usia adalah melakukan kedurhakan. Ulama salaf yang shalih sangat antusias dalam memelihara usia dan menggunakan sebaik-baiknya. Apabila menggunakan usianya untuk maksiat, berarti lenyaplah dunia dan akhiratnya. Semoga Allah melindungi kita dari kedurhakaan.

Sesungguhnya ulama salaf dahulu menjauhi banyak hal yang diperbolehkan karna kawatir terjerumus ke dalam hal yang dimakruhkan. Berbeda dengan kita sekarang, sesungguhnyakit tidak ragu lagi mengerjakan kedurhakaan, bukan lagi sekadar hal-hal yang diperbolehkan.Semoga Allah mengampuni kita semua.

Pernah dikatakan kepada Kanzun Ibnu Wabrah, salah seorang ahli ibadah: “Duduklah bersama kami”, maka ia menjawab: “Tahanlah matahari!” Yakni agar tidak datang dan pergi menggerogoti usia.

Kita datang dan pergi untu keperlulan kita,
dan keperluan orang hidup iut tiada habisnya,
akan berhentilah keperluan seseorang dengan kematiannya,
selama seseorang masih hidup,
perputaran siang dan malam hari,
telah membuat anak kecil beruban dan oran tua mati,
bila malam telah membuat tua siang harinya,
datanglah sesudahnya siang hari yang muda.

Orang-orang yang menyia-nyiakan umurnya dalam kehidupan di dunia, dan durhaka kepada Allah Ta’ala, dan tidak mau bertaubat, maka hanya kebinasaan ketika nanti di akhirat, dan tidak ada lagi pintu taubat baginya. Wallahu’alam.

Kasus Microsoft Excel: Memasukkan angka lebih dari 15 digit tanpa diubah menjadi 0 belakangnya

Februari 2, 2012Tinggalkan sebuah Komentar

Rate This
ExcelTampilan Ms. Excel

Mungkin judul diatas terlihat aneh, atau teman-teman mengatakan dalam hati “Maksud loh….?”. Jadi saya ceritakan dahulu bagaimana kasus ini bermula.

Awalnya kemarin, saya dilemparkan pertanyaan bagaimana caranya menuliskan angka lebih dari 15 karakter tapi tidak diubah belakangnya menjadi 0?. Contohnya : 123456789123456789123456789. Jumlah karakter dari angka tadi adalah 27 (9 x 3). Nah mulai dari karakter ke 16 akan berubah menjadi 0 seperti berikut : 123456789123456000000000000. Saya bingung juga, baru tau soalnya angka dibatasi oleh Microsoft. Jadi saya coba cari ke Microsoft help mengapa dibatasi angka untuk dimasukkan, padahal ada orang yang membutuhkan angka lebih dari 16 digit. Jawabannya dari Microsoft kurang lebih begini :

“Karena standar angka internasional hanya membutuhkan 15 digit untuk dihitung. Maka Microsoft membuat peluluhan (melebur) untuk angka ke 16 dan seterusnya menjadi nol. Hal ini sesuai dengan aturan standar angka internasional. Jadi untuk penulisan angka misalnya dalam kartu kredit dengan format 18 digit (####-####-####-####-##) maka harus dibuat dalam bentuk teks, yaitu diberikan tanda ‘ sebagai pengubah angka menjadi teks. Jika anda menggunakan fungsi ini maka angka sepanjang 1024 byte akan tetap ditulis sebagaimana anda maksud.”

Nah masalahnya bukan menuliskan angka 123456789123456789123456789, karena dapat diganti menjadi ’123456789123456789123456789. Tapi teman saya tadi mau menambahkan otomatis (formula otomatis dengan menekan CTRL+ drag mouse) dan digit belakangnya bertambah menjadi 123456789123456789123456790 di cell berikutnya.

Berikut solusi yang baru saja saya temukan untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan tadi :

  1. Ketikkan angka yang anda maksudkan, tapi awali dengan tanda ‘. Contoh ’123456789123456789123456789
  2. Di cell berikutnya ketikkan rumus ini : “=LEFT([cell sumber],LEN([cell sumber])-2)&RIGHT([cell sumber],2)+1

    Rumus diatas jika jumlah digit yang anda tambahkan terus hanya 2 (maksimal 99), jika lebih ganti angka 2 menjadi 3 atau 4.

    Contoh : cell sumber kita adalah A21. Maka rumus yang kita masukkan adalah =LEFT(A21,LEN(A21)-2)&RIGHT(A21,2)+1

  3. Copykan ketempat berikutnya (bisa juga dengan mendrag mouse untuk mengcopy).
  4. Anda dapat perhatikan hasilnya, cell berikutnya akan menjadi 123456789123456789123456790 dan seterusnya.

Selamat… anda telah mengakali sistem angka Microsoft Office. Silahkan mencoba.

10 Cara Penting Meningkatkan Prestasi di Sekolah

Agar kalian dapat menjadi seorang murid yang berprestasi di sekolah, tips-tips dibawah ini mudah-mudahan dapat membantu adik-adik, ada 10 cara penting yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan prestasi di sekolah:

1. Jadilah seorang pemimpin. Latihlah rasa tanggung jawabmu.

Apabila guru meminta bantuanmu untuk mengerjakan sesuatu misalnya membersihkan kelas, jangan ragu untuk menerimanya. Ajak beberapa teman kelas dan pimpin mereka untuk membersihkan kelas bersama-sama.

2. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik.

Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru apabila kamu mengetahui jawabannya. Jangan menunggu guru untuk memanggil kamu untuk menjawab pertanyaan.

3. Jangan malu untuk bertanya.

Selalu ajukan pertanyaan kepada guru apabila tidak mengerti tentang sesuatu hal.

4. Kerjakan PR dengan baik, jangan selalu mencari alasan untuk tidak mengerjakannya.

Jangan malas mengerjakan PR dengan alasan lupa atau menunda-nunda mengerjakannya. Enak kan kalau kita cepat mengerjakan PR, jadi masih punya banyak waktu untuk bermain dan nonton TV deh!

5. Setiap pulang dari sekolah, selalu mengulang pelajaran yang tadi diajarkan.

Nanti sewaktu ada ulangan jadi tidak banyak yang harus dipelajari! Asyik!

6. Cukup istirahat, makan dan bermain.

Semuanya dilakukan secara berimbang. Setelah pulang sekolah, kita sering ingin cepat-cepat bermain dan melupakan segala hal penting lainnya, contohnya makan dan istirahat. Padahal setelah seharian di sekolah, tak terasa badan kita membutuhkan masukan energi tambahan yang bisa didapatkan dari istirahat dan makanan yang kita makan. Oleh karenanya kita harus dapat membagi waktu untuk makan, istirahat dan bermain. Kalau semuanya dilakukan dengan baik, badan jadi segar setiap hari! Jadi tidak sering mengantuk di kelas!

7. Banyak berlatih pelajaran yang kurang disuka.

Apabila kamu tidak menyenangi suatu mata pelajaran, contohnya matematika, maka banyak-banyaklah berlatih, mengikuti kursus atau belajar berkelompok dengan teman. Sehabis belajar bisa bermain dan menambah teman baru di tempat kursus. Selain itu, siapa tahu dari kurang menyukai matematika, kalian malahan menyukainya.

8. Ikutilah kegiatan ektrakurikuler yang kamu senangi.

Cari tahu kegiatan apa yang cocok dan kamu suka. Contohnya apabila kalian suka pelajaran tae kwon do, cobalah untuk mengikuti kursus dari kegiatan tersebut, sehingga selain belajar pelajaran-pelajaran yang diajarkan di sekolah, kalian juga dapat mendapatkan pelajaran tambahan di luar sekolah.

9. Cari seorang pembimbing yang baik.

Orangtua adalah pembimbing yang terbaik selain guru. Apabila ada yang kurang jelas dari keterangan guru di sekolah, kalian dapat menanyakan hal tersebut kepada orang tua. Selain itu, kalian juga dapat belajar dari teman yang berprestasi.

10. Jangan suka mencontek teman.

Kalau mencontek, kamu bisa bodoh karena tidak berpikir sendiri. Lagipula belum tentu, teman yang kamu contek itu menjawab pertanyaan dengan benar. Belum lagi kalau ketahuan guru dan teman lain, malu kan? Kalau kamu rajin belajar, pasti bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar sehingga ulangan dapat nilai baik.

web site sekolah tasikmalaya

Tradisi Menyontek antara Hati Nurani dan Gensi

Tradisi Menyontek antara Hati Nurani dan Gensi. Menyontek merupakan sebuah tradisi di dunia pendidikan yang hampir tidak mungking untuk dihilangkan. Banyak oknum di dunia pendidikan memberikan peluang besar eksisnya tradisi ini dengan berdalih sebuah panggilan hati nurani dan gensi. Oknum pendidikan tidak tega melihat anak didik mereka yang telah berjuang selama 3 tahun (SMP dan SMA) jatuh tersungkur karena sebuah tembok dan karang yang sangat kokoh menghadang mereka ” Unjian Nasional”. Tidak sedikit juga berdalih ketidaklulusan siswa mereka merupakan sebuah kegagalan sehingga mereka gensi ketika banyak siswa mereka yang berguguran seperti daun berguguran pada musim semi.
Menyontek atau cheating memang bukan hal baru dalam dunia pendidikan, yang biasanya dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa/mahasiswa pada saat menghadapi ujian (test), misalnya dengan cara melihat catatan atau melihat pekerjaan orang lain atau pada saat memenuhi tugas pembuatan makalah (skripsi) dengan cara menjiplak karya orang lain dengan tanpa mencantumkan sumbernya (plagiat). Menurut Wikipedia cheating merupakan tindakan bohong, curang, penipuan guna memperoleh keuntungan teretentu dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Meski tidak ditunjang dengan bukti empiris, banyak orang menduga bahwa maraknya korupsi di Indonesia sekarang ini memiliki korelasi dengan kebiasaan menyontek yang dilakukan oleh pelakunya pada saat dia mengikuti pendidikan.
Sebenarnya, secara formal setiap sekolah atau institusi pendidikan lainnya pasti telah memiliki aturan baku yang melarang para siswanya untuk melakukan tindakan nyontek. Namun kadang kala dalam prakteknya sangat sulit untuk menegakkan aturan yang satu ini. Pemberian sanksi atas tindakan nyontek yang tidak tegas dan konsisten merupakan salah satu faktor maraknya perilaku nyontek.
Tindakan nyontek (plagiasi) semakin subur dengan hadirnya internet, ketika siswa atau mahasiswa diberi tugas oleh guru atau dosen untuk membuat makalah banyak yang meng-copy- paste berbagai tulisan yang ada dalam internet secara bulat-bulat. Mungkin masih agak lumayan kalau tulisan yang di-copy-paste-nya itu dipahami terlebih dahulu isinya, seringkali tulisan itu langsung diserahkan kepada guru/dosen, dengan sedikit editing menggantikan nama penulis aslinya dengan namanya sendiri.
Yang lebih mengerikan justru tindakan nyontek dilakukan secara terencana dan konspiratif antara siswa dengan guru, tenaga kependidikan (baca: kepala sekolah, birokrat pendidikan, pengawas sekolah, dll) atau pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dengan pendidikan, seperti yang terjadi pada saat Ujian Nasional.
Jelas, hal ini merupakan tindakan amoral yang sangat luar biasa, justru dilakukan oleh orang-orang yang berlabelkan “pendidikan”. Mereka secara tidak langsung telah mengajarkan kebohongan kepada siswanya, dan telah mengingkari hakikat dari pendidikan itu sendiri. Di lain pihak, para orang tua siswa pun dan mungkin pemerintah setempat sepertinya berterima kasih dan memberikan dukungan atas “bantuan yang diberikan sekolah” kepada putera-puterinya pada saat mengisi soal-soal ujian nasional.
Sekolah-sekolah yang permisif terhadap perilaku nyontek dengan berbagai bentuknya, sudah semestinya ditandai sebagai sekolah berbahaya, karena dari sekolah-sekolah semacam inilah kelak akan lahir generasi masa depan pembohong dan penipu yang akan merugikan banyak orang.  Secara psikologis, mereka yang melakukan perilaku nyontek pada umumnya memiliki kelemahan dalam perkembangan moralnya, mereka belum memahami dan menyadari mana yang baik dan buruk dalam berperilaku. Selain itu, perilaku nyontek boleh jadi disebabkan pula oleh kurangnya harga diri dan rasa percaya diri (ego weakness). Padahal kedua aspek psikologi inilah yang justru lebih penting dan harus dikembangkan melalui pendidikan untuk kepentingan keberhasilan masa depan siswanya. Akhirnya, apa pun alasannya perilaku nyontek khususnya yang terjadi pada saat Ujian Nasional harus dihentikan.
This entry was posted on January 21, 2012. 2 Comments